Tag Archives: spanish

Toledo: A Land of The Fairytale

1 Apr

Image

Departure From Madrid

Hari itu tanggal 16 Desember 2012, gue, Kay dan Kak LV pergi ke Toledo naik kereta.  Setelah cek schedule keberangkatan dan berapa lama ke Toledo, kita bertiga sepakat mau naik kereta Renfe cepat  ke Toledo.

Kereta Renfe super cepat itu disebut juga kereta AVE (Alta Velocidad Española). Di Madrid, ada satu stasiun khusus buat kereta ini. Namanya stasiun Atocha-Renfe. Stasiun metro-nya juga punya nama yang sama. Perjalanan dari Madrid ke Toledo memakan waktu 3o menit.

Untuk naik kereta ini, kita bisa beli tiket di vending machine dan ngga usah repot antri di loket. Gue dan temen traveling gue memutuskan buat beli tiket pulang-pergi seharga EUR 21 lewat vending machine. Tinggal pilih mau kemana, destinasi tujuan, bayar pake uang pas atau kartu kredit dan voilà! tiketnya langsung jadi. Ngga bisa bahasa Spanyol?  Don’t worry, vending machine-nya punya pilihan bahasa banyak.

IMG_1877

(stasiun kereta Atocha-Renfe, Madrid)

Kereta AVE ini dikenal juga sebagai kereta cepat tepat waktu dan ngga pernah delay. Wow! hebat banget ya!

Untuk naik kereta ini, penumpang harus cek di layar monitor keretanya berangkat dari binario (rail line) nomer berapa. Setiap binario punya jurusan kereta yang berbeda.  Jadi pastikan selalu cek nomer binario-nya di layar monitor supaya ngga nyasar. Tapi ya, pusat informasi turis banyak kok di stasiun ini, jadinya kalau bingung ya tinggal tanya mas-mas ganteng atau mbak-mbak cantik yang jaga di pusat informasi turis. Mereka ramah-ramah dan mau membantu banget, kok.

Ada kejadian lucu di stasiun ini. Gue, Kay dan Kak LV salah baca peta stasiun dan nyasar kaya anak-anak ilang di pasar. Liat kiri kanan sepi ngga ada orang. Eh, tiba-tiba ada mbak-mbak petugas stasiun nyamperin dan nanya ada yang bisa dibantu apa ngga. Wah! Baik banget mbak-nya. ¡Muchas gracias!

Nah! Binario udah ketemu, tiket juga sudah di-validasi. Toledo, here we come!

Continue reading

Finally I Found Barcelona’s Charm [Part 2]

14 Jan

*** Beware of Long Post ***

Day 2 (19.12.2012)

Setelah sempet deg-degan dan parno ngga ketulungan, akhirnya kita bertiga mutusin untuk stay di Barcelona dan ngelanjutin perjalanan. Hey! It’s art of the traveling,right? There are always something new to discover. Second lesson to learn: Don’t make small things ruining your whole travel agenda. 

Ngomong soal Barcelona, pasti ngga lupa ngomong soal Gaudi. Siapa sih Gaudi itu? Gaudi itu arsitek terkenal di abad ke-19. Karya-karya arsitekturnya banyak di Barcelona ini. Ada Basilika Sagrada Familia, Park Güell, Casa Milà/La Pedrera, dan banyak lagi di Barcelona. Di hari kedua di Barcelona ini, gue ke Basilika Sagrada Familia

Sagrada Familia

Dari stasiun metro deket tempat gue nginep, Espanya, gue naik metro L3 (green line) turun di stasiun Estacio Sants untuk ganti ke metro L5 (blue line) berhenti di stasiun Sagrada Familia. Petunjuknya jelas, tinggal ikutin arah tanda panah di stasiunnya dan langsung naik metro. Begitu keluar stasiun metro, voila! Sagrada Familia udah di depan mata. Waktu di daerah Sagrada Familia, that was the first time kita liat turis. Soalnya di metro dan dijalanan kita ngga liat tanda-tanda turis manapun. Mungkin di Barcelona ini jarang orang asing/turis pake metro/bus kota kali ya.

Image

Image

Untuk masuk ke dalamnya ternyata ngga murah. EUR 14 tiket masuknya, plus kalau mau naik ke tower-nya harga tiket jadi EUR 16. Jujur gue terbiasa sama gereja-gereja katolik Roma jaman renaissance di Italia. Renaissance art buat gue itu masterpiece banget,  jadi masuk ke basilika ini menurut gue ngga worth it at all apalagi buat gue yang ngga ngerti apapun soal arsitektur. Kalau orang yang ngerti soal arsitektur mungkin ok ya. Bagus sih konsepnya Gaudi, karena dia ngambil konsep alam yang pastinya bertentangan banget sama konsep gereja katolik roma di jaman itu, tapi kok buat gue kurang greget. Satu-satunya yang bikin gue excited di basilika ini is waktu naik ke tower-nya pake lift. Kota Barcelona bisa keliatan!

Oh iya, berhubung sang arsitek, Antonio Gaudi meninggal waktu proyek ini masih 40% saja, sampai sekarang basilika ini masih dikerjain sama “penerus” Gaudi sebanyak 300 orang. Katanya tahun 2028, di-expect basilika ini kelar.

Saking ngga kelar-kelar ini basilika ya, sampai ada jokes Katalan yang kalau diartiin kira-kira gini,“Masalah lu kok ngga kelar-kelar, kaya Sagrada Familia aja.” atau kalo lagi beresin rumah, “Rumah lu kok ngga kelar-kelar, kaya Sagrada Familia aja.” Hehehehehehehe…..

Continue reading

Finally I Found Barcelona’s Charm [Part 1]

13 Jan

Barcelona is…

There are so many words to describe this city which I’m not sure from where should I start. It’s a different city (from 10 years ago) with many mixed feeling in it. I almost didn’t recognize it. 

Mungkin banyak yang tau Barcelona dari lagunya om Fariz RM, “Barcelona” (even though his Spanish is all wrong, seriously). Di tahun 80-an (yg gue denger dari koleksi lagu-lagunya bokap gue), lagu yang ngetop banget sampai sekarang ini cerita soal Barcelona dan digambarin Barcelona itu indah banget. Yes indeed! It’s beautiful! Tapi..

IMG_2149

(Casa Milà/La Pedrera di area Passeig de Gràcia, Barcelona)

Benvinguts A Barcelona

“Benvinguts A Barcelona”, kalimat bahasa Katalan ini artinya “Selamat datang di Barcelona”. Katalan? Bukankan Barcelona itu Spanyol? Yes! Bener! Barcelona itu di Spanyol tapi mereka ngga pake bahasa Spanyol sebagai bahasa official mereka. Bahasa Spanyol cuma jadi bahasa kedua dan bahasa Katalan menjadi bahasa wajib di Barcelona.

Pertama kali datang ke Barcelona (lagi, setelah sekian lama), sempet heran juga sekarang dimana-mana udah pake bahasa Katalan, termasuk komunikasi sehari-hari. Kaya ada di wilayah lain, bukan Spanyol. Tapi jangan khawatir, orang-orang Barcelona ini masih komunikasi juga pake bahasa Spanyol dan sedikit bahasa Inggris.

Begitu masuk kota, hal pertama yang gue notice is, kotanya sepi banget! Orang-orang yang ada di jalan cuma orang-orang tua. Kemana anak-anak mudanya? Kemana turis-turisnya? Emang sih, waktu gue nyampe Barcelona masih jam 3 sore, tapi masak kota segede Barcelona sepi jam segitu? Matahari cerah banget loh hari itu, tapi kotanya sepi…

Gue dateng ke Barcelona dengan ekspektasi tinggi, setelah abis foya-foya riang gembira di Madrid. Gue expect gue bisa dapet yang sama di Barcelona. But It was all wrongLesson to learn: “Every city has its own charm, do not compare”.

Continue reading

Camp Nou, Barcelona. A Home for FC Barcelona

8 Jan

*** Beware of Pictures Galore ***

Camp Nou

Ini gue upload-in pics Camp Nou yang gue ambil pas ke Barcelona (20/12/2012) kemarin. Ngga banyak cerita di Camp Nou ini soalnya rada sepi karena bukan hari pertandingan dan stadionnya jauh banget dari tempat metro-nya jadinya nyampe di tempat udah rada-rada capek.

– Tempat jual tiket (cash only) –

Image

– Access 19 (pintu 19) –

Image

– Tempat parkir dalam stadion. Bangunan ini kantornya FC Barcelona –

Image

– Pintu masuk “Camp Nou Experience” atau tur Camp Nou –

Image

————————————————————————————————–

Continue reading

Madrid…Is Where I Left My Heart [Last Part/Part 3]

6 Jan

Akhirnya, petualangan gue di Madrid udah nyampe ke part 3 atau part akhir. Gue di Madrid emang cuma 4 hari aja, tapi 4 hari itu bener-bener banyak momen yang ngga mungkin gue lupa. Bagian terakhir ini bakal nyeritain makanan, shopping, museum dan landmark Madrid yang terkenal, Plaza de Cibeles.

Museo Del Prado

Image

Malam terakhir di Madrid gue,Kay dan Kak LV mutusin untuk jalan ke Museo Del Prado (Museum Prado). Dari tempat gue, gue naik metro sampai stasiun Sol terus ganti metro L-2 (Línea 2) ke arah Banco de España. Dari situ, kita harus jalan kira-kira 10 menit. Sempet bingung juga kemana kita harus jalan, untung ada ibu-ibu baik yang ngasih tahu arah. Muchas gracias,Señora!

Museo Del Prado (Museum Prado) merupakan salah satu museum terbaik di Eropa setelah Louvre (Paris) dan Galleria Degli Uffizi (Florence/Firenze). Karya seni yang dipamerin disini kebanyakan lukisan fine-art abad pertengahan. Lukisan pelukis Francisco Goya, Raphael, Rembrandt, Hieronymus Bosch, Tiziano Vecellio, Diego Velázquez, José de Ribera dan lain-lain dipamerkan disini.

Oh iya, untuk masuk ke museum ini ada entry fee EUR 10. Sedikit mahal ya, tapi jangan khawatir, ada free entry-nya. Kalau kita masuk dari jam 5 – 8 malem (hari Senin – Sabtu), museum ini gratis! Tiga jam lumayan banget buat liat semua yang ada dalam museum ini, soalnya museum ini luas banget!

Continue reading

From Santiago Bernabéu: Real Madrid vs RCD Espanyol (16.12.2012, Madrid 19h)

4 Jan

Image

Run Run Run

Dibilang fan bukan, mau ngaku jadi Madridista apalagi (a/n: gimana mau ngaku, nonton pertandingan di tivi aja selalu ketiduran di 10 menit pertama). Dibilang pengamat bola, walah! ngerti offside aja ngga! Lah terus apa dong? Fangirl mungkin ya… Ya. Fangirl! Fangirl-nya timnas Spanyol gara-gara menang EURO 2012 kemaren! Hehehehe….

Berbekal semangat fangirl demi ngeliat Sergio Ramos dan Cristiano Ronaldo lari-lari di lapangan, gue semangat banget nonton Real Madrid live at Santiago Bernabéu mumpung udah di MadridPadahal awalnya sempet mikir juga, kalau cuaca tiba-tiba drop jadi 0 derajat atau 1 derajat, gue ngga bakal nonton. Hehehehehe…

Tapi kata orang, if it’s meant to be it’s meant to be…

Udah beli tiket, cuaca rada berangin tapi ngga hujan,great! Jam 18h gue langsung cabut ke Santiago Bernabéu naik metro dari stasiun Atocha-Renfe. Rada buru-buru naik metro soalnya waktu mepet dan rada telat. Minggu siang, gue sama 2 temen gue itu pergi ke Toledo, kota kecil di luar Madrid yang cantik banget. Jadi ceritanya nih dari luar kota langsung ke Bernabéu.

Nyampe di Santiago Bernabéu, orang-orang antri jalan ke luar stasiun metro. Liat sekeliling, semua orang itu nampaknya suporter setia Real Madrid. Atribut yang dipake juga macem-macem. Mulai dari make baju tim, baju pemain kesayangan, syal, bendera, genderang, macem-macem lah pokoknya. Jadi semangat banget pengen tau apa selanjutnya. Meanwhile gue dan Kak LV ngga ada tanda-tanda sama sekali mau nonton pertandingan karena kita ngga punya dan ngga make atribut Real Madrid apapun.

Continue reading

Madrid…Is Where I Left My Heart [Part 2]

2 Jan

Hola tod@s!

Setelah part 1, sekarang coba gue tulis travelling report gue di Madrid part 2. Kenapa gue bagi? Karena ceritanya panjang dan gue ngga mau bikin yang baca bosen sama cerita yang gue tulis hehehehe….

Setelah gue cerita soal pengalaman menginjakkan kaki di Madrid buat pertama kali, cerita tentang tempat gue tinggal selama di Madrid, sekarang gue mau cerita soal pusat kota Madrid.

Free walking tour

Hari ke 3 di Madrid, gue beruntung nemu free walking tour: New Europe namanya. Is it free? like really really free? the answer is yes! Hah? kok bisa? gimana bisa free? Hari gini mana ada yang gratis? but yes, it’s true, the tour is free.

Gue tau walking tour ini dari brosur-nya di hostal tempat gue nginep. So, temen-temen perhatiin tempat brosur di tempat kalian nginep kalau kalian lagi travelling di Spanyol. Walking tour ini dimulai dari Plaza Mayor (pusat kota Madrid) jam 11 pagi, dan lamanya 2,5 sampai 3 jam. Abis makan pagi di sekitar wilayah Puerta del Sol (which is makan pagi di sana itu terdiri dari kopi susu+roti seharga EUR 1,25), gue sama 2 temen gue buru-buru jalan nyari lokasi Plaza Mayor (pake peta gratisan ngambil dari hostal juga) yang ternyata deket banget dari wilayah itu.

Nyampe di Plaza Mayor, banyak orang udah ngumpul di depan pusat infomasi turis (yang banyak banget di Madrid) dan ada mbak-mbak bawa bendera New Europe sambil nenteng lembaran daftar hadir buat diisi sama peserta yang mau ikut free walking tour. Setelah ngisi nama,negara asal,email sama nomer HP, akhirnya gue resmi terdaftar jadi peserta tour gratisan itu hehehehe.. (maklum budget traveller, suka yang gratisan).

Free walking tour ini langsung dibagi jadi 2 grup. Grup 1 terdiri dari 1 guide yang ngomong bahasa Inggris dan grup 2 terdiri dari 1 guide yang ngomong bahasa spanyol. Awalnya gue pengen ngikut di rombongan grup bahasa Spanyol soalnya mas-mas tour guide-nya mirip sama Kaka (I know ini lame banget excuse-nya, hehehehehe…) tapi rombongan grup bahasa Inggris mas-mas tour guide-nya not bad at all either…hehehehehe….

Tur-nya dimulai dari Plaza Mayor dan diakhiri di Palacio Real (royal palace). Semua peserta diwajibkan jalan dan si mas tour guide yang bahasa inggris-nya ber-aksen US pun cerita-cerita dengan semangat soal Madrid dan juga sejarah Spanyol. Jelas banget dia cinta sama Madrid, kota tempat dia tinggal yang emang sangat cantik itu.

Continue reading

Madrid…Is Where I Left My Heart [Part 1]

1 Jan

Image

Bienvenido a Madrid

Madrid…

Apa yang ada dipikiran kalian waktu pertama kali denger kata ini? Ibukota Spanyol? Klub sepakbola? Kota di Eropa? Sama kaya gue, gue ngga tau apa Madrid itu kecuali “ibukota Spanyol (kaya yang ditulis di wikipedia sama pelajaran geografi gue waktu SD hehehe..)” sama “klub bola” yang namanya sering nampang di koran-koran dan tivi-tivi lokal, Real Madrid.

Bulan Desember 2012, setelah setahun lamanya menanti, gue dapet kesempatan menginjakkan kaki ke tanah Eropa. Kenapa gue pilih pergi ke Eropa bukan Korea (yang sekarang lagi booming banget di Indonesia tercinta ini)? Kaya yang udah pernah gue tulis di post sebelumnya, gue dapet visa Italia dan gue pengen ke Italia karena mau ketemu orang tua angkat gue waktu sekolah di sana dulu. Nah, gara-gara itu gue berpikiran buat keliling Eropa Selatan. Ngga cuma ke Italia aja, tapi ke Spanyol juga.

Gue berangkat ke Madrid tanggal 15 Desember 2012 naik EasyJet dari Milano. EasyJet itu budget airline untuk penerbangan domestik antar negara Eropa, mirip kaya Air Asia (ngga tau deh siapa meniru siapa).

Hari itu Milano lagi bersalju. Tinggi saljunya sekitar 60cm. Gue yang dasarnya rada-rada takut naik pesawat tambah ciut dengan situasi ini. Udah saljuan, bandara-nya semua putih, dinginnya juga ngga ketulungan (-6 celcius) dan untuk melengkapi semuanya, pesawat EasyJet akhirnya delay 1 jam dari schedule awal. Semua penumpang EasyJet Milan-Madrid udah siap-siap di boarding gate terminal 2 Malpensa Airport, dan akhirnya setelah satu jam menanti kita semua boleh masuk pesawat. Pesawat EasyJet pun take-off jam 12.35 dan terbang menuju ke tempat tujuan gue, Madrid.

Waktu penerbangan dari Milano ke Madrid itu sekitar 2 jam dan waktu mau landing di Madrid, pemandangan-nya bagus banget! Keliatan banget kincir angin putih, tanah-tanah coklat dan rumah-rumah yang jaraknya berjauhan satu sama yang lainnya. Gue ngga tau yah ini di wilayah mana, pokoknya gue liat ini sekitar setengah jam sebelum landing di Madrid.

Jam 15.35 akhirnya pesawat EasyJet berhenti di Barajas Airport terminal 2, Madrid. Terminal ini isinya budget airlines semua. Setelah nunggu sekitar 45 menit buat koper, akhirnya gue bisa keluar bandara Barajas tanpa diperiksa paspor! Rada heran juga sih, kenapa semua penumpang ngga diperiksa identitasnya.

Gue nginep di hostal selama di Madrid. Letaknya di daerah Tirso de Molina. Dari bandara Barajas, gue naik bis ke stasiun Atocha terus nyambung metro L1 (Línea 1) dari stasiun Atocha itu. Metro L1 berhenti di stasiun Tirso de Molina, cuma 5 menit dari tempat gue nginep. Gue bawa koper lumayan berat, kira-kira sekitar 20 kg. Waktu naik tangga stasiun metro rada bikin pe-er dicampur ngos-ngosan sedikit. Untungnya ada  bapak-bapak dan mas-mas baik hati nan ganteng yang bantuin gue angkat koper sampe tangga atas keluar stasiun. Ah! that was the first time when I found Madrid’s charm! Muchas gracias,Señor!

Continue reading

“Tu Y Yo A 3MSC” [You And Me 3 Meters Above The Sky] – Movie Review

12 Aug

Image

Seperti apa rasanya berada di 3 meter di atas langit? Mungkin untuk mencapainya harus naik pesawat atau balon udara? Mungkin juga saya harus bertanya kepada H (baca:Hache) dan Babi,dua tokoh utama film “Tres Metros Sobre El Cielo” [a/n: Tiga Meter Di Atas Langit] seperti apa rasanya.

Baru saja saya selesai nonton film berbahasa Spanyol yang katanya hit banget di tahun 2010, “Tres Metros Sobre El Cielo” [a/n: Tiga Meter Di Atas Langit]. Film ini diangkat dari buku yang berjudul sama karangan Federico Moccia. Film ini ber-genre teenage romance dan sebagai penggemar genre ini, tentu saja saya dengan senang hati menontonnya.

Cerita film ini berpusat di dua tokoh utama, H (baca:Hache) dan Babi. Dua orang remaja yang memiliki karakter  yang sangat bertolak belakang. Babi, seorang gadis remaja berasal dari keluarga kalangan menengah atas di Barcelona, bersekolah di sekolah swasta khusus wanita dan mempunyai ibu yang keras dan H adalah remaja berandal, berasal dari keluarga broken home, pembalap motor liar dan suka bertindak semaunya sendiri. Dua orang yang berasal dari bumi dan langit itu saling membenci satu sama lain pada awalnya, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Seperti kisah cinta di film teenage romance pada umumnya, perjalanan cinta H dan Babi sangat manis dan berliku mulai dari mereka berkenalan lalu jadian.Sejak berpacaran dengan H, Babi,seorang murid teladan di sekolah mulai melanggar peraturan sekolah dengan membolos dan membuat tato inisial “H”;sesuatu yang tidak pernah mungkin dilakukan seorang Babi sebelumnya. Tetapi, sejak berpacaran dengan H, kehidupan Babi yang membosankan menjadi lebih berwarna. Sedangkan bagi H, Babi adalah orang yang bisa menyentuh hatinya dan perlahan-lahan dia mulai berubah menjadi lebih baik. H menjadi sosok yang lebih lembut dan pengertian.

Seperti tipikal film remaja, alur cerita sangat mudah ditebak. Cowok ganteng rebellious ketemu dengan cewek baik-baik dan jatuh cinta. Sebagai tambahan,faktor sensualitas khas Spanyol sangatlah dominan di film ini. Adegan percintaan disorot dengan vulgar seperti tipikal film Eropa lainnya.

Yang membuat film ini menarik menurut saya adalah karakter dua tokoh utamanya, H (diperankan oleh Mario Casas) dan Babi (diperankan oleh Maria Valverde). Karakter dua tokoh utama ini sangat kompleks dan menarik. Tidak seperti karakter standar teenage romance story pada umumnya, karakter mereka terkesan lebih kuat dan berani. Selain karakter utamanya, dialognya juga bagus. Nampaknya si scriptwriter telah sukses menerjemahkan apa yang ditulis Federico Moccia dibukunya ke dalam skenario film.

Pengambilan angle gambar yang menarik yang seolah-olah membuat gambarnya terlihat glossy dan indah, alur cerita yang cepat dan tidak bertele-tele serta aktor/aktris-nya yang sangat eye candy itu membuat film ini populer di kalangan remaja dan pemerhati film genre ini (seperti saya hehehe…).  Menurut google, di Spanyol dan di negara-negara amerika latin yang berbahasa Spanyol, film ini sangatlah nge-hit dan sukses. Dan tagline film ini “Tu Y Yo A 3MSC” [a/n: Aku Dan Kamu Tiga Meter Di Atas Langit] sangat populer sampai sekarang.

Sayangnya, film ini tidak mungkin di release dalam versi bahasa Inggris/bahasa Indonesia, jadi film ini tidak mungkin diputar di bioskop lokal.So, buat yang mau nonton, layanan streaming youtube bisa jadi pilihan. Tapi sayang, versi subtittle Inggris-nya tidak ada.

Continue reading