Tag Archives: language

Studying Foreign Language Is E.A.S.Y

17 Jan

Image

Udah lama banget ngga nulis gara-gara sibuk ini itu (alesan klasik orang Indonesia..hehehe), sekarang gue mau coba nulis lagi deh biar blog gue ini ngga kosong. Dimulai dari nulis kecintaan gue sama bahasa asing. Yes people! Because English is too mainstream…heheheh.

Gue suka banget sama bahasa. Dari jaman gue sekolah sampe sekarang gue semangat banget kalau ditanyain soal bahasa dan budaya.

Kalau dipikir-pikir, language and learning foreign language is my passion. I can talk more and more about language and culture if you don’t stop me..hehehehe.

So, apa yang membuat gue suka sama bahasa? Menurut gue bahasa itu “pintu” ke semua tujuan yang pengen loe tau. Ibaratnya kaya pintu Doraemon gitu deh. Loe bisa melangkah selangkah lebih maju dari orang lain karena loe tau bahasa itu duluan dari orang-orang di sekitar loe. Pastinya loe juga lebih percaya diri kalau berada di tempat yang orang-orangnya ngomong bahasa yang loe bisa.

Kecintaan gue sama bahasa dimulai dari waktu gue ikutan program pertukaran pelajar ke Italia. Program itu mengharuskan gue tinggal sama keluarga angkat yang ngga bisa ngomong Inggris sama sekali, gue juga sekolah di SMA negeri di sana yang bahasa pengantarnya pasti bahasa Italia juga. Minggu-minggu pertama gue bener-bener struggling, ngga ngerti harus ngomong apaan. Semua gue lakuin pake bahasa isyarat dan gue cuma ngandelin senyum…hihihi. Tapi salah satu kelebihan loe kalau loe belajar bahasa di tempat bahasa itu digunakan dan loe ngga bergaul sama orang-orang yang berbicara bahasa loe adalah mau ngga mau pasti loe bakal belajar bahasa dengan cepet. Contohnya gue belajar bahasa Italia yang susahnya minta ampun itu; Mulai dari tata bahasa yang aneh, konjugasi, cara pengucapan dan aksen, jenis kelamin kata benda; Semua itu gue pelajarin dalam waktu tiga bulan. I got the accent and I became fluent. Yang aneh juga, dalam mimpi gue orang-orang ngomong pake bahasa Italia juga, hahahaha!!

Continue reading

“Tu Y Yo A 3MSC” [You And Me 3 Meters Above The Sky] – Movie Review

12 Aug

Image

Seperti apa rasanya berada di 3 meter di atas langit? Mungkin untuk mencapainya harus naik pesawat atau balon udara? Mungkin juga saya harus bertanya kepada H (baca:Hache) dan Babi,dua tokoh utama film “Tres Metros Sobre El Cielo” [a/n: Tiga Meter Di Atas Langit] seperti apa rasanya.

Baru saja saya selesai nonton film berbahasa Spanyol yang katanya hit banget di tahun 2010, “Tres Metros Sobre El Cielo” [a/n: Tiga Meter Di Atas Langit]. Film ini diangkat dari buku yang berjudul sama karangan Federico Moccia. Film ini ber-genre teenage romance dan sebagai penggemar genre ini, tentu saja saya dengan senang hati menontonnya.

Cerita film ini berpusat di dua tokoh utama, H (baca:Hache) dan Babi. Dua orang remaja yang memiliki karakter  yang sangat bertolak belakang. Babi, seorang gadis remaja berasal dari keluarga kalangan menengah atas di Barcelona, bersekolah di sekolah swasta khusus wanita dan mempunyai ibu yang keras dan H adalah remaja berandal, berasal dari keluarga broken home, pembalap motor liar dan suka bertindak semaunya sendiri. Dua orang yang berasal dari bumi dan langit itu saling membenci satu sama lain pada awalnya, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Seperti kisah cinta di film teenage romance pada umumnya, perjalanan cinta H dan Babi sangat manis dan berliku mulai dari mereka berkenalan lalu jadian.Sejak berpacaran dengan H, Babi,seorang murid teladan di sekolah mulai melanggar peraturan sekolah dengan membolos dan membuat tato inisial “H”;sesuatu yang tidak pernah mungkin dilakukan seorang Babi sebelumnya. Tetapi, sejak berpacaran dengan H, kehidupan Babi yang membosankan menjadi lebih berwarna. Sedangkan bagi H, Babi adalah orang yang bisa menyentuh hatinya dan perlahan-lahan dia mulai berubah menjadi lebih baik. H menjadi sosok yang lebih lembut dan pengertian.

Seperti tipikal film remaja, alur cerita sangat mudah ditebak. Cowok ganteng rebellious ketemu dengan cewek baik-baik dan jatuh cinta. Sebagai tambahan,faktor sensualitas khas Spanyol sangatlah dominan di film ini. Adegan percintaan disorot dengan vulgar seperti tipikal film Eropa lainnya.

Yang membuat film ini menarik menurut saya adalah karakter dua tokoh utamanya, H (diperankan oleh Mario Casas) dan Babi (diperankan oleh Maria Valverde). Karakter dua tokoh utama ini sangat kompleks dan menarik. Tidak seperti karakter standar teenage romance story pada umumnya, karakter mereka terkesan lebih kuat dan berani. Selain karakter utamanya, dialognya juga bagus. Nampaknya si scriptwriter telah sukses menerjemahkan apa yang ditulis Federico Moccia dibukunya ke dalam skenario film.

Pengambilan angle gambar yang menarik yang seolah-olah membuat gambarnya terlihat glossy dan indah, alur cerita yang cepat dan tidak bertele-tele serta aktor/aktris-nya yang sangat eye candy itu membuat film ini populer di kalangan remaja dan pemerhati film genre ini (seperti saya hehehe…).  Menurut google, di Spanyol dan di negara-negara amerika latin yang berbahasa Spanyol, film ini sangatlah nge-hit dan sukses. Dan tagline film ini “Tu Y Yo A 3MSC” [a/n: Aku Dan Kamu Tiga Meter Di Atas Langit] sangat populer sampai sekarang.

Sayangnya, film ini tidak mungkin di release dalam versi bahasa Inggris/bahasa Indonesia, jadi film ini tidak mungkin diputar di bioskop lokal.So, buat yang mau nonton, layanan streaming youtube bisa jadi pilihan. Tapi sayang, versi subtittle Inggris-nya tidak ada.

Continue reading

Book: “Viatge D’anada i Tornada” By Gerard Piqué

9 Jun

“Aquesta es meva historia i us la vull explicar” – Gerard Piqué

(t/n: ini adalah cerita saya dan saya ingin menceritakannya untuk kalian)

Ada yang tahu siapa Gerard Piqué itu? Bagi yang nge-fans sama klub sepak bola FC Barcelona, pasti tahu banget siapa dia. Gerard Piqué adalah pemain sepak bola asal Spanyol yang bermain di FC Barcelona sebagai pemain bertahan dan dia juga pacar penyanyi latin Colombia yang terkenal banget, Shakira.

Saya bukan pencinta sepak bola, apalagi sampai menyebut diri sebagai fans. Saya juga tidak begitu mengerti tentang sepak bola kecuali satu: “bikin gol”. Lalu kenapa saya baca buku ini? It’s simple! Karena buku ini menarik. Buku ini ditulis oleh Gerard Piqué sendiri dalam bahasa Catalan dan kebetulan saya bisa sedikit berbahasa Catalan. Awalnya, saya hanya iseng mencari buku berbahasa Catalan (untuk tetap melatih bahasa Catalan saya agar tidak hilang) dan judul “Viatge D’anada i Tornada” (t/n: Perjalanan Dua Arah – tentang kepergian dan kepulangan) sebenarnya merupakan ide cerita dari buku Lord Of The Rings berbahasa Catalan, tapi saya malah menemukan buku ini.

Dari berbagai macam artikel mengenai Gerard Piqué di google, saya hanya mendapati penjelasan mengenai dia yang seorang pemain handal dan berbagai macam gosip tentang dia dan Shakira. Hanya sedikit artikel yang menulis tentang dia menulis buku ini. Saya jadi skeptis. Saya langsung beranggapan bahwa buku ini adalah another tool for his popularity.

Continue reading

Benvingut…Welcome…¡Bienvenido!

21 May

Oh Hello!

Hey You! This is my first post in my WordPress and thank you for visiting

Jujur gue bukan termasuk orang yang rajin nge-blog atau nulis. Gue paling suka blog-walking a.k.a blog orang gue baca. Membaca itu salah satu hobi gue dari jaman SD,sampai mata gue minus-nya gede kaya sekarang.

Kalau udah asyik baca gue pasti lupa waktu. Mulai dari fiksi,non fiksi,buku-buku pengetahuan umum (tapi bukan buku pelajaran ya..) sampai buku biografi;singkat kata, semua buku gue suka. Gue inget, waktu jaman SD, gue suka banget baca buku-bukunya Enid Blyton. Hampir semua karya-karyanya gue baca! Paling berkesan buat gue sih seri “Malory Towers”. “Malory Towers” itu cerita tentang anak-anak sekolah asrama khusus perempuan. Banyak kejadian lucu nan aneh yang bikin gue selalu lupa waktu kalau udah baca. Nah! dibuku itu diceritain guru bahasa Perancis yang gendut, namanya Mam’zelle Dupont. Tokoh itu yang paling gue suka,soalnya dia selalu ngomong bahasa Perancis! (namanya juga guru bahasa). Gue selalu penasaran dengan bahasa yang diomongin sama itu guru dan berhubung jaman gue SD belum ada internet, gue ngga bisa cari tahu tentang bahasa Perancis dan gue selalu penasaran,“gimana sih cara ngomongnya?” Dari situlah gue bertekad kalau gue harus bisa bahasa Perancis! Dan itulah yang membawa gue mencintai banyak bahasa asing.

Bahasa asing bagi gue adalah tantangan tersendiri apalagi kalau bahasa itu ngga banyak orang yang tahu. Jadi suatu keasyikan buat gue untuk belajar ngomong sekaligus belajar tentang budayanya. Bagi gue,bahasa itu budaya. Kalau belajar bahasa tanpa tahu budayanya,bagi gue itu sayang sekali.

Wah! Nulisnya udah cukup banyak buat first post. Kayanya besok gue coba nulis lagi.

“La paciencia tiene más poder que la fuerza.”  ¡Feliz Lunes!

“La paciència té més poder que la força.”  Feliç dilluns!

“Patience is more powerful than power.” Happy Monday!

Fins aviat tothom! See you later all!

xoxo